Pengertian Plankton | Mata Kuliah Planktonologi Laut
Mata
Kuliah Planktonologi
| Plankton | Makalah Tentang Plankton | Fitoplankton | Zooplankton |
Pengertian
Plankton - Plankton
berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya
mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di
mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah,
artinya mereka tidak dapat melawan arus.
Plankton
adalah setiap organisme hanyut ( hewan, tumbuhan, archaea, atau bakteri ) yang
menempati zona pelagik samudera, laut, atau air tawar. Plankton ditentukan oleh
niche ekologi mereka dari pada taksonomi filogenetik atau klasifikasi. Mereka
menyediakan sumber makanan penting yang lebih besar, lebih dikenal organisme
akuatik seperti ikan dan cetacea. Meskipun banyak spesies planktik ( atau
bagian plankton lihat di Terminologi ) berukuran mikro dalam ukuran, plankton
termasuk organisme meliputi berbagai ukuran, termasuk organisme besar seperti
ubur-ubur (Sidiq. 2008).
Plankton
memiliki peranan ekologis sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan.
Tapi jika pertumbuhannya tidak terkendali akan merugikan. Plankton di Indonesia
harus dapat dikendalikan mengingat lautan Indonesia sangat luas dan sulit
terjangkau, ujar ahli ekologi laut, Dr Ir Ngurah Nyoman Wiadyana dalam orasi
pengukuhan ahli peneliti utama bidang ekologi laut di LIPI Jakarta, beberapa
waktu yang lalu. Meskipun berukuran relatif sangat kecil plankton memiliki
peranan ekologis sangat penting dalam menunjang kehidupan di perairan. Sebab
berkat fitoplankton yang dapat memproduksi bahan organik melalui proses fotosintesa,
kehidupan di perairan dimulai dan terus berlanjut ke tingkat kehidupan yang
lebih tinggi dari tingkatan zooplankton sampai ikan-ikan yang berukuran
besar, dan tingkatan terakhir sampailah pada ikan paus atau manusia yang
memanfaatkan ikan sebagai bahan makanan (Ariviyanti, 2010)..
Fitoplankton
Fitoplankton
(dari phyton Yunani, atau tumbuhan), autotrophic, prokariotik atau eukariotik
alga yang hidup dekat permukaan air di mana ada cahaya yang cukup untuk
dukungan fotosintesis. Di antara kelompok-kelompok lebih penting adalah diatom,
cyanobacteria, dinoflagellates dan coccolithophores (Sunarto. 2010).
Fitoplankton
menurut Davis (1951) adalah mikroorganisme nabati yang hidup
melayang-layang di dalam air, relatif tidak mempunyai daya gerak sehingga
keberadaanya dipengaruhi oleh gerakan air serta mampu berfotosintesis (Samawi,
2002).
Fitoplankton
disebut juga plankton nabati, adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang dilaut. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 – 200µm (1 µm = 0,001mm). fitoplankton
umumnya berupa individu bersel tunggal, tetapi juga ada yang berbentuk rantai.
Fitoplankton merupakan organisme autotroph utama dalam kehidupan di laut.
Melalui proses fotosisntesis yang dilakukannya, fitoplankton mampu menjadi
sumber energi bagi seluruh biota laut lewat mekanisme rantai makanan. Walaupun
memiliki ukuran yang kecil namun memiliki jumlah yang tinggi sehingga mampu
menjadi pondasi dalam piramida makanan di laut ( Sunarto, 2010).
Karena
kemampuannya yang dapat membuat makanan sendiri fitoplanton mempunyai kedudukan
yang sebagai produsen primer. Tanpa fitoplankton diperkirakan laut yang sangat
luas tidak akan dihuni oleh beberapa jenis biota yang mampu hidup dari rantai
kehidupan lainnya (Notji, 2002).
Zooplankton
Zooplankton
(dari zoon Yunani, atau hewan), protozoa atau metazoans kecil (misalnya
krustasea dan hewan lainnya) yang memakan plankton lain dan telonemia. Beberapa
telur dan larva hewan lebih besar, seperti ikan, krustasea, dan Annelida,
termasuk di sini. Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya
dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi
dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi,
seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya
paus pemakan zooplankton ( Notji, 2002).
Faktor
Pembatas Plankton
Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan plankton dibagi dalam dua kelompok, yaitu faktor
fisik dan faktor kimia :
1. Faktor
fisik : cahaya, temperatur air, kekeruhan/kecerahan, pergerakan air
A. Cahaya
Bagi hewan
laut, cahaya mempunyai pengaruh terbesar secara tidak langsung, yakni sebagai
sumber energi untuk proses fotosintesis tumbuh-tumbuhan yang menjadi tumpuan
hidup mereka karena menjadi sumber makanan. Cahaya juga merupakan faktor
penting dalam hubungannya dengan perpindahan populasi hewan laut. Laju
pertumbuhan fitoplankton sangat tergantung pada ketersediaan cahaya di dalam
perairan. Hubungan antara cahaya dan perpindahan hewan laut ini banyak
dipelajari, terutama pada plankton hewan (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Menurut
Heyman dan Lundgren (1988), laju pertumbuhan maksimum fitoplankton akan
mengalami penurunan bila perairan berada pada kondisi ketersediaan cahaya yang
rendah.
B. Suhu
Suhu air
dapat mempengaruhi sifat fisika kimia perairan maupun biologi, antara lain
kenaikan suhu dapat menurunkan kandungan oksigen serta menaikkan daya toksit
yang ada dalam suatu perairan. Suhu air mempengaruhi kandungan oksigen terlarut
dalam air, semakin tinggi suhu maka semakin kurang kandungan oksigen terlarut.
Perkembangan plankton optimal terjadi dalam kisaran suhu antara 25oc – 30oc
(Mujib, 2010).
C.
Kekeruhan/kecerahan
Kekeruhan
sangat mempengaruhi perkembangan plankton, apabila kekeruhan tinggi maka cahaya
matahari tidak dapat menembus perairan dan menyebabkan fitoplankton tidak dapat
melakukan proses fotosintesis (Mujib, 2010).
D.
Pergerakan Air
Arus
berpengaruh besar terhadap distribusi organisme perairan dan juga meningkatkan
terjadinya difusi oksigen dalam perairan. Arus juga membantu penyebab plankton
dari satu tempat ke tempat lainnya dan membantu menyuplai bahan makanan yang
dibutuhkan plankton (Mujib, 2010).
2.
Faktor kimia : oksigen terlarut, ph, salinitas, nutrisi
A. Derajat
Keasaman (ph)
Derajat
keasaman (ph) berpengaruh sangat besar terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan air
sehingga sering digunakan sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau tidaknya
kondisi air sebagai media hidup. Apabila derajat keasaman tinggi apakah itu
asam atau basa menyebabkan proses fisiologis pada plankton terganggu (Mujib,
2010).
B. Oksigen
Terlarut
Oksigen
terlarut diperlukan oleh tumbuhan air, plankton dan fauna air untuk bernapas
serta diperlukan oleh bakteri untuk dekomposisi. Dengan adanya proses
dekomposisi yang dilakukan oleh bakteri menyebabkan keadaan unsur hara tetap
tersedia di perairan. Hal ini snagat menunjang pertumbuhan air, plankton dan
perifiton (Mujib, 2010).
C.
Salinitas
Salinitas
berperanan penting dalam kehidupan organisme, misalnya distribusi biota
akuatik. Menyatakan bahwa pada daerah pesisir pantai merupakan perairan
dinamis, yang menyebabkan variasi salinitas tidak begitu besar. Organisme yang
hidup cenderung mempunyai toleransi terhadap perubahan salinitas sampai dengan
15 ‰ (Nybakken 1992).
D. Nutrisi
Nutrisi
sangat berperan penting untuk pertumbuhan plankton, nutrisi yang paling penting
dalam hal ini adalah nitrat ( NO3 ) dan phosphat ( PO4 ) phytoplankton
mengkonsumsi nitrogen dalam banyak bentuk, seperti nitrogen dari nitrat,
ammonia, urea, asam amino. Tetapi phytoplankton lebih cendrung mengkonsumsi
nitrat dan ammonia. Nitrat lebih banyak didapati di dasar yang banyak
mengandung unsur organik ketimbang dari air laut, nitrat juga bisa diperoleh
dari siklus nitrogen. Nitrogen dari nitrat adalah salah satu unsur penting
untuk pertumbuhan blue green alga dan phytoplankton lainnya (Mujib, 2010).
Posting Komentar untuk "Pengertian Plankton | Mata Kuliah Planktonologi Laut"
Posting Komentar