Salinitas

Salinitas

Salinitas merupakan indeks jumlah total zat terlarut dalam air laut. Salinitas dihitung dengan jumlah gram garam terlarut dalam seribu gram air laut. Dalam satu kilogram air laut  terdapat kira-kira 35 gram garam terlarut, konsentrasi tersebut dinyatakan sebagai 35 ppt atau 35 permil. Nilaim salinitas air laut berkisar antara 33-38 permil. Di dalam oseanografi terdapat dua metode untuk menenteukan salinitas yaitu salinitas absolut dan salinitas praktis.

Salinitas adalah garam–garam terlarut dalam satu kilogram air laut dan dinyatakan dalam satuan perseribu (Nybakken, 1992). Selanjutnya dinyatakan bahwa dalam air laut terlarut macam–macam garam terutama natrium klorida, selain itu terdapat pula garam–garam magnesium, kalium dan sebagainya. (Nontji, 1987).  Sedangkan menurut Koesoebiono (1981).  Salinitas didefenisikan sebagai jumlah seluruh zat yang larut dalam satu kilogram air laut dengan anggapan bahwa seluruh karbonat telah berubah menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti dengan khlorida dan semua zat organik mengalami oksidasi sempurna.
Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai:
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)

Faktor–faktor yang mempengaruhi kandungan nilai salinitas pada suatu perairan adalah adanya evaporasi pada permukaan perairan, banyaknya air tawar yang masuk ke perairan serta musim. Di perairan samudera, salinitas biasanya berkisar antara 34 – 35 o/oo sedang kisaran salinitas normal bagi perairan pantai untuk daerah tropis adalah antara 28 – 32 o/oo (Praseno dan Kastoro, 1980 dalam Lisu, 1996).
Salinitas mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan organisme, misalnya dalam hal distribusi biota laut akuatik. Salinitas merupakan salah satu parameter yang berperan dalam lingkungan ekologi laut. Beberapa jenis organisme ada yang tahan terhadap perubahan salinitas yang besar, ada pula yang tahan terhadap salinitas yang kecil (Nybakken,1992).
Salinitas yang baik untuk pertumbuhan fitoplankton adalah berkisar 10 – 40o/oo (Raymont, 1980 dalam Pasengo, 1995). Selanjutnya  Poedjiadi, (1994) menyatakan pada salinitas 0–10 o/oo hidup plankton air tawar, pada salinitas 10 – 20o/oo hidup plankton air tawar dan laut sedangkan pada salinitas yang lebih besar dari 20 o/oo hidup plankton air laut
            Menurut teori zat-zat garam berasal dari dalam dasar laut melalui proses autgassing  yakni rembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentu gas kepermukaan dasar laut. Bersama gas-gas in, terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-sama garam in merembes pula ir, semua dalam perbandingan yamng tetap sehingga terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tidak pernah berubah sepanjang masa  (Romimohtarto, 2001).
            Konsentrasi garam jumlahnya relatif sama dalam setiap sampel atau contoh air lautsekalipun sampel air diambil dari berbagai tempat yang berbeda  (Hutabarat dan Evans, 1984).
            Menurut Gross (1992) dan Lantang (1999), banyaknya garam-garam dalam volume air laut bervariasi pada penambahan dan perombakan air. Indikasi berapa banyak garam dalam air laut, para ahli oseanografi meanggunakan salinitas, dimana didefenisikan sebagaia banyaknya  garam (gram) yang larut dalam 1 kg air laut. Pada saat garam-garam hancur dalam air, ikatan antara atom-atom dan beberapa molekul hancur yang disebabkan interaksi antara  kisi-kisi kristalnya dengan molekul air, kemudian garam-garam dihancurkan dalam air laut  dalam bentuk elektrik atom-atom atau molekul-molekul yang disebut ion.      
            Perbedaan salinitas terjaadi karena adanya perbedaan penguapan dan presipitasi. Salinitas lautan di daerah baeriklim tropik lebih tinggi  karena eavaporasi yang tinggi pula, saaedangkan pada lautan di daerah beriklim sedang salinitasnya rendah karena evaporasi lebih rendah, saedangkan pada daerah pantai dan laut yang tertutup sebagian meamiliikim salinitas yang bervariasi dan mungkin mendekati nol dimana sungai mensuplai air tawar (Nybakken 1992).

Posting Komentar untuk "Salinitas"